Rabu, 24 Juni 2015

CONTOH PROPOSAL SKRIPSI PGSD NON PTK



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan bagian yang integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Manusia yang berkualitas telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan nasional.
Suatu rumusan nasional tentang pendidikan dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I dikemukakan sebagai berikut: “pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pembelajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang”. Pada rumusan ini ada empat hal yang harus digaris bawahi. Dengan “usaha sadar” dimaksudkan bahwa pendidikan diselenggarakan berdasarkan rencana yang matang, jelas, lengkap, menyeluruh, berdasarkan pemikiran yang rasional-objektif.

Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk meningkatkan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatakan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Menurut Susanto (2013: 1) mengatakan: “jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama dalam pengembangan SDM, maka tenaga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur terpenting yang berperan didalamnya, harus memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Dengan demikian, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal terpenting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.
Fungsi pendidikan adalah menyiapkan peserta didik. Sesuai rumusan tersebut, “menyiapkan” diartikan bahwa peserta didik pada hakikatnya belum siap, tetapi perlu disiapkan dan sedang menyiapkan dirinya sendiri. Hal ini menunjukkan pada proses yang berlangsung sebelum peserta didik itu siap untuk terjun ke kancah kehidupan nyata. Strategi pelaksanaan pendidikan dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau pelatihan. Bimbingan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan, arahan, motivasi, nasihat, dan penyuluhan agar siswa mampu mengatasi, memecahkan masalah, menanggulangi kesulitan sendiri. Pengajaran adalah bentuk kegiatan yaitu suatu situasi yang mengakibatkan terjadinya hubungan interaksi dalam proses belajar mengajar antara tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mengembangkan perilaku sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan. Dengan demikian, pendidikan dapat menimbulkan perubahan dalam diri peserta didik yang memungkinkan untuk berfungsi secara adekwat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan proses pendidikan agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang diinginkan.
Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab (UU No. 20 Tahun 2003). Oleh karena itu, pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan karakter.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi signifikan untuk mewujudkan perkembangan kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi, sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah, (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, (3) warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang berkaitan erat. Kurikulum pada dasarnya merupakan perencanaan menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan dan memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar. Dengan adanya kurikulum, maka akan tersedia kesempatan dan kemungkinan terselenggaranya proses belajar mengajar.
Kurikulum 2013 merupakan intervensi peningkatan mutu yang stretegis, namun sasarannya besar baik dari segi siswa yang akan menjadi subjek dari Kurikulum 2013, maupun guru yang menjadi aktor utama dalam implementasinya, sehingga pelaksanaan secara serentak dengan sasaran semua satuan pendidikan secara nasional menjadi hal yang sulit untuk dilaksanakan. Oleh karena itu, kurikulum 2013 akan dilaksanakan secara terbatas dan berjenjang pada sekolah-sekolah yang telah memenuhi persyaratan.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 telah memenuhi dua dimensi kurikulum, yakni rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Dalam pemaparannya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh (dalam Kurinasih dan Sani, 2014: 7) menegaskan bahwa:
“kurikulum 2013 lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri dari kurikulum 2013 ini yang paling mendasar adalah menuntut kemampuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa  zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui IPTEK. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk lebih bertanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritis”.

Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkontruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan  kepada peserta didik untuk mengkontruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berupaya keras mewujudkan ide-idenya.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses pendidikan dimana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran langsung tersebut peserta didik melakukan kegiatan belajar mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya. Pembelajaran tidak langsung adalah proses pembelajaran yang terjadi selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan sikap. Oleh karea itu, dalam prose pembelajaran kurikulum 2013, semua kegiatan yang terjadi selama belajar di sekolah dan di luar dalam kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler terjadi proses pembelajaran untuk mengembangkan moral dan perilaku yang terkait dengan sikap.
Kurkulum 2013 menekankan dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu. “Pendekatan pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya (Sagala, 68: 2003)”.
Pembelajaran berpendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sesuai dengan langkah-langkah umum kegiatan ilmiah. Pada pembelajaran, pendekatan saintifik diimplementasikan dalam kegiatan mengamati, menanya, menalar, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.  Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar diperlukan kompetensi yang dimiliki oleh guru dan siswa. Siswa dituntut untuk mampu memecahkan masalah dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi, sedangkan guru dituntut memiliki kemampuan untuk menerapkan dan berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan, serta tugas yang dibebankan dalam bentuk standar kompetensi guru. Standar kompentensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Salah satu ruang lingkup standar kompetensi guru adalah kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi pengelolaan pembelajaran meliputi penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Kompetensi pengelolaan pembelajaran ini berkaitan erat dengan pendekatan yang ditetapkan dalam kurikulum yang berlaku.
Penerapan kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap di berbagai jenjang pendidikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa SD N No. 111/I Komplek Air Panas adalah sekolah yang siap mengimplementasikan kurikulum 2013. Sekolah ini menggunakan kurikulum 2013 dalam semua mata pelajaran. Berbekal pengalaman berkecimpung di dunia pendidikan yang pernah dilalui dalam menggunakan berbaggai jenis kurikulum dan adanya akreditas nampaknya belum cukup menjadi modal dalam melaksanakan kurikulum 2013 secara sempurna. Masih banyak problematika yang dialami oleh para guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 khususnya dalam menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru masih banyak menggunakan sistem tradisonal dimana guru sebagai masih berperan menjadi sumber belajar bukan sebagai fasilisator. Selain itu guru-guru telah mendapat pelatihan mengenai implementasi kurikulum 2013 termasuk implemtasi pendekatan saintifik dalam pembelajaran baik dalam hal perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum KTSP yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di kelas, sekolah, dan masyarakat, (2) pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Upaya penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam proses pembelajaran ini sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan kurikulum 2013. Para ahli menyakini bahwa melalui pendekatan saintifik, selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkontruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah, bukan diajak untuk beropini apalagi fitnah dalam melihat suatu fenomena. Mereka dilatih untuk mampu berpikir logis, runut, dan sistematis, dengan menggunakan kapasitas berpikir tingkat tinggi.
Penggunaan pendekatan dalam  pembelajaran harus dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah.
Terkait dengan kebijakan baru pemerintah yaitu penerapan kurikulum 2013 dengan menekankan pendekatan saintifik yang diimplementasikan dalam pembelajaran, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pemahaman Guru tentang Pendekatan Saintifik pada Proses Pembelajaran Tema “Selalu Berhemat Energi” Siswa Kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas”.



1.2  Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Setelah melakukan penjelajahan umum, maka situasi sosial yang ditetapkan sebagai tempat penelitian adalah Sekolah Dasar Negeri Nomor 111/I Komplek Air Panas sebagai situasi sosial. Pada Sekolah Dasar ini (place) terdapat guru (actor) yang melaksanakan (activity) program pengajaran. Di Sekolah Dasar ini, pelaksanaan pengajaran dilaksanakan oleh guru kelas. Batasan masalah penelitian dibatasi pada:
1.      Tingkat pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik tema “Selalu Berhemat Energi” di Sekolah Dasar Negeri Nomor 111/I Komplek Air Panas.
2.      Implementasi pemahaman guru terhadap pendekatan saintifik tema “Selalu Berhemat Energi”di Sekolah Dasar Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas.

1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, rumusan masalah yang ingin dipecahkan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana tingkat pemahaman guru tentang  pendekatan saintifik pada proses pembelajaran  tema “Selalu Berhemat Energi” siswa kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas?
2.      Bagaimana implementasi pemahaman guru tentang  pendekatan saintifik pada proses pembelajaran  tema “Selalu Berhemat Energi” siswa kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas?          



1.4  Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.      Mendeskripsikan tingkat pemahaman guru tentang  pendekatan saintifik pada proses pembelajaran tema “Selalu Berhemat Energi” siswa kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas.
2.       Mengdeskripsikan implementasi pemahaman guru tentang pendekatan  saintifik pada proses pembelajaran tema “Selalu Berhemat Energi” siswa kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas.
.
1.5  Manfaat Penelitian
1.5.1        Manfaat teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai pemahaman guru tentang pendekatan saintifik pada proses pembelajaran  tema “Selalu Berhemat Energi” siswa kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas.
1.5.2 Manfaat Praktis
a.       Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat mengetahui manfaat dari  pendekatan saintifik pada proses pembelajaran tema “Selalu Berhemat Energi” siswa kelas IV SD Negeri Nomor 111/1 Komplek Air Panas.
b.      Guru
Penelitian ini dapat menjadi kontribusi pemikiran bagi guru bahwa implementasi pendekatan saintifik dalam proses belajar mengajar sangat banyak sekali bagi peserta didik.
c.       Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pihak sekolah dapat menyadari bahwa pentingnya dalam proses pembelajaran saat ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik oleh guru kelas serta mengetahui manfaat dari pendekatan saintifik bagi siswa.

1.6  Defenisi  Operasional
Kemendikbud dalam Kurinasih dan Sani (2014: 141) memberikan konsepsi tersendiri bahwa: “pendekatan ilmiah (Scientific approach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran, tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran”.
Penerapan pendekatan scientific dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan. Peran guru sangat diperlukan namun guru hanya memberikan bantuan saja. Bantuan guru tersebut harus semakin berkurang dengan semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa.

6 komentar:

  1. Langsung ke jawaban itu saja.
    Kalau PTK itu penelitian yang dilaksanakan pada saat kita sudah menjadi tenaga pengajar (guru disd tersebut) sedangkan non PTK itu suau penelitian yang dimana kita belum menjadi guru.

    BalasHapus
  2. Bab ii dan bab iii nya mana min?

    BalasHapus
  3. contoh bab 2 dan bab 3 nya kah min...

    BalasHapus
  4. Pragmatic Play adds two live casino titles to its online
    Pragmatic Play has expanded 이천 출장샵 its casino offerings with two new live casino titles. The Live Casino 원주 출장안마 and Table 익산 출장마사지 Games titles are set to 화성 출장안마 debut at the 대구광역 출장마사지

    BalasHapus